Wednesday, May 9, 2012

BALAJAR CARA MEN DESAIN BUSANA

ARTIKEL TERKAIT :


  1. Desain Busana (1)
  2. Unsur-unsur Desain Busana (2) 
  3. Prinsip-Prinsip Desain Busana (3)
  4. Alat dan Bahan Untuk Mendesain (4) 
  5. Anatomi Tubuh untuk Desain (5) 
  6. Menggambar Bagian-bagian Tubuh (6) 
  7. Gerakan Tubuh pada Desain Busana (7) 
  8. Menggambar Bagian-Bagian Busana (8) 
  9. Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar (9) 

Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar (9)

I. Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar



Desain yang sudah dibuat dilakukan penyempurnaan yang disebut dengan finishing. Mewarnai merupakan salah satu teknik penyempurnaan desain, sehingga desain terlihat lebih menarik. Dalam mewarnai sebuah desain kita perlu memahami cara-cara mengarsir. Mewarnai desain atau gambar dapat dilakukan dengan pensil warna atau pensil biasa dengan kode 2B atau 3B. Selain itu, desain juga dapat diwarnai dengan cat air atau cat minyak. Tentunya mewarnai dengan cat air atau cat minyak berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa.

1. Penyelesaian dengan pensil biasa
Mewarnai dengan pensil biasa disebut dengan teknik mengarsir. Dalam mengarsir kita perlu memperhatikan daerah gelap atau terang dari gambar atau area yang banyak terkena cahaya dengan yang kurang terkena cahaya. Daerah yang banyak terkena cahaya terlihat lebih terang dan arsirannya lebih lembut, sedangkan yang kurang terkena cahaya akan diarsir lebih tebal. Agar diperoleh gambar dengan arsiran yang bagus, perlu juga diperhatikan jenis pensil yang digunakan. Pensil untuk mengarsir berbeda dengan pensil yang digunakan untuk membuat sketsa. Untuk mengarsir gunakan pensil yang lebih lunak atau khusus untuk arsiran seperti 2B, 3B, dll.

2. Penyelesaian dengan pensil warna
Teknik mewarnai dengan pensil warna tidak jauh berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa. Dalam mewarnai dengan pensil warna, kita perlu memahami warna-warna dan kombinasi warna yang akan digunakan. Apabila desain pakaian dibuat dengan corak bahan tertentu, kita juga perlu menyesuaikan motif dan warnanya dengan letak jatuh pakaian di badan. Hal ini perlu dilatih secara berulang-ulang agar diperoleh sebuah desain dengan teknik mewarnai yang baik dan benar.

3. Penyelesaian dengan cat air dan cat minyak
Mewarnai dengan cat minyak atau cat air butuh keterampillan khusus. Warna-warna yang digunakan terlebih dahulu dicampur atau diaduk untuk mendapat warna yang diinginkan. Dalam mewarnai desain kita juga perlu memperhatikan gelap terang dari desain busana yang diwarnai. Kertas gambar yang sudah diwarnai dengan cat minyak atau cat air terlebih dahulu dikeringkan agar warna tidak rusak.

Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)

H. Menggambar Bagian-Bagian Busana
Desain pakaian hendaklah digambar dengan baik sesuai dengan ide atau gagasan yang dituangkan pada desain tersebut. Desain yang dibuat hendaknya mudah dibaca dan dapat menjadi pedoman dalam pembuatan suatu pakaian. Untuk itu sebuah desain busana dan bagian-bagian busana harus digambar secara jelas seperti garis leher, bentuk atau siluet pakaian, bentuk rok, dan bentuk celana.


1. Garis Leher (Neck Lines)
Garis leher merupakan bagian pakaian yang terletak paling atas. Bentuk garis leher banyak variasinya, yang umum dipakai yaitu bentuk leher bulat. Selain bentuk bulat, ada juga bentuk perahu, bentuk hati, bentuk segitiga, bentuk U, V dan lain-lain. Bentuk leher ini dapat divariasikan sesuai dengan yang diinginkan.
Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam menggambar garis leher adalah menentukan garis tengah muka pakaian, garis pangkal leher muka dan belakang, dan batas antara bahu dan leher. Menggambar garis leher disesuaikan dengan arah anatomi, misalnya arah lurus menghadap ke depan, menyamping atau miring ¾. Arah berdiri ini menentukan letak garis leher yang akan digambar. Untuk desain yang menonjolkan garis leher hendaklah dibuat menghadap ke depan atau miring ¾.

2. Kerah
Kerah adalah bagian dari sebuah desain pakaian, yang terletak di bagian atas pakaian. Dalam menggambar busana perlu mempertimbangkan bentuk wajah dan leher. Bentuk leher tinggi sebaiknya menggunakan kerah tinggi atau menutupi sebagian leher seperti kerah kemeja, kerah mandarin, dan lain-lain. Sebaliknya leher yang pendek/rendah, pilih kerah yang agak rebah seperti kerah rebah, ½ berdiri, cape/ palerin, dan variasi kerah-kerah yang terletak.
Selain berfungsi untuk memperindah, kerah juga berfungsi memberi kenyamanan pada pemakai seperti mempertimbangkan iklim di suatu daerah. Kerah terdiri atas beberapa ukuran mulai dari yang kecil seperti kerah rebah sampai yang lebar seperti kerah cape. Kerah juga bermacam-macam bentuknya, yaitu kerah yang terletak,
½ berdiri, berdiri. Berikut ini digambarkan beberapa macam kerah.

3. Lengan
Lengan adalah bagian pakaian yang menutupi puncak lengan
bahkan sampai ke ujung lengan sesuai dengan keinginan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar lengan adalah garis batas lingkar kerung lengan. Ini akan memudahkan dalam menggambarkan desain lengan sesuai dengan model yang diinginkan. Lengan ada yang modelnya suai, berkerut dan ada juga lengan setali. Berikut dapat dilihat beberapa model lengan.

4. Blus
Blus merupakan bagian pakaian yang menutupi badan bagian atas. Blus ada
yang mempunyai belahan di depan dan ada juga yang tanpa belahan. Model blus
setiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan selera masyarakat
yang disebut dengan trend mode.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar blus, yaitu:
a. Garis bahu dan lingkar kerung lengan
b. Blus dipakai di luar atau di dalam rok atau celana
c. Detail-detail blus seperti kerah, kantong, atau hiasan
d. Model lengan secara keseluruhan
e. Siluet blus, pas atau longgar (oversize)
Gambar detail blus dapat dilihat pada bahasan sebelumnya (kerah, lengan, garis
leher, dll.). Beberapa model blus dapat dilihat pada gambar berikut.






























5. Rok
Rok adalah bagian pakaian yang berada di bagian bawah badan. Umumnya rok dibuat mulai dari pinggang sampai ke bawah sesuai dengan model yang diinginkan.
Berdasarkan ukuran rok, rok dapat dikelompokkan atas rok mini, rok kini, rok midi, rok maksi, dan longdress. Berdasarkan desain rok, rok juga dapat dikelompokkan atas rok suai/lurus (straight), rok kerut (gathered), rok lipit (pleated), rok lingkaran atau setengah lingkaran (flared), rok bias (seam), dan rok drapery. Selain model-model yang disebutkan di atas masih ada model rok lain yang merupakan kombinasi modelmodel di atas yang ditambahkan detail-detailnya seperti godet, rimpel, kantong, dan lain sebagainya. Dalam menggambar rok perlu diperhatikan jatuh rok di bagian badan. Untuk menggambarkannya butuh latihan yang banyak.

6. Celana
Celana hampir sama dengan rok, tetapi celana mempunyai pipa yang membungkus kedua kaki. Panjang celana biasanya bervariasi mulai dari yang pendek (short) sampai yang panjang. Celana juga bisa dibuat pas di tubuh (fit) atau longgar (oversize). Celana yang pas biasanya dibuat dari bahan yang elastis (stretch), biasanya dipakai untuk busana olahraga seperti senam atau renang, dll. Untuk celana yang longgar seperti pantalon pria, perlu diperhatikan detail celana seperti garis patahan celana, kantong, dan detail lainnya. Selain itu, juga perlu diperhatikan model celana yang diinginkan. Saat ini banyak bermunculan model celana dengan detail yang rumit seperti kantong yang banyak dan model yang unik.

Gerakan Tubuh pada Desain Busana (7)

G. Gerakan Tubuh pada Desain Busana



Gerakan tubuh pada desain busana disebut juga dengan gesture atau movement. Gerakan tubuh ini perlu dipelajari dan dilatih karena tidak mungkin seorang desainer menuangkan idenya hanya pada proporsi tubuh yang menghadap ke depan saja karena ini bisa mengakibatkan desainnya terlihat kaku atau tidak menarik dan tidak dapat memperlihatkan hasil rancangan secara menyeluruh seperti arah samping kiri atau samping kanan, maupun dari arah belakang. Untuk memudahkan mempelajari gerak tubuh dapat diamati dari majalah mode dan foto-foto dari rancangan busana. 
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam gerak tubuh adalah dengan memperhatikan titik tumpu tubuh apakah di kaki kiri, kaki kanan, atau kedua kaki. Selanjutnya perhatikan arah garis bahu, garis pinggang, dan garis panggul, biasanya garis tersebut mengikuti arah garis tulang punggung sebagai action lines/gerak garis tubuh, lalu perhatikan arah gerak tangan dan keseimbangan tubuh secara menyeluruh.
Ada beberapa metode yang dapat dijadikan pedoman dalam menggambar gaya dan gerak anatomi tubuh, yaitu:
1. Rangka benang
2. Rangka balok
3. Rangka elips
Rangka benang dan rangka balok dapat membantu kita memperlihatkan rancangan busana khusus menghadap ke depan, sedangkan rangka elips untuk memperlihatkan rancangan busana dari arah samping. Berikut ini beberapa gerak dan gaya berdiri dengan rangka balok dan rangka elips.



Menggambar Bagian-bagian Tubuh (6)

5. Menggambar Bagian-Bagian Tubuh

a. Wajah
Pada umumnya wajah digambar dengan bentuk oval karena bentuk ini dianggap lebih menarik dibandingkan wajah dengan bentuk bulat, persegi empat, segi tiga, dan lainnya. Wajah terdiri atas bagian-bagian, yaitu mata, hidung, mulut, telinga, alis dan dilengkapi dengan rambut di kepala. Dalam menggambarkan wajah dapat disesuaikan dengan trend yang sedang berkembang. Selain itu, dalam menggambarkan wajah juga perlu memahami tentang ekspresi wajah karena ekspresi wajah juga mempengaruhi penampilan desain secara menyeluruh.
Ekspresi wajah biasanya disesuaikan dengan tema desain, misalnya desain pakaian remaja ditampilkan dengan ekspresi wajah yang ceria, untuk pakaian pesta ditampilkan dengan ekspresi yang anggun seperti tersenyum. Berikut ini akan dibahas dan digambarkan bagian-bagian wajah yang meliputi mata dan alis, hidung, bibir, telinga, dan rambut.

1) Mata dan alis
Mata diperkirakan letaknya di tengah antara puncak kepala/ubun-ubun dan dagu. Bentuk mata seperti buah kenari, lebar mata diperkirakan lebih kurang 1/5 bagian jarak antara telinga kanan dan kiri. Mata yang dilihat dari arah depan terlihat seluruhnya dan alis dibuat di atas mata dengan ujung alis runcing. Berikut digambarkan bentuk mata dilihat dari beberapa arah.



























2) Hidung
 
Hidung terletak antara mata dan bibir. Bentuk hidung disesuaikan dengan arah wajah. Berikut gambar hidung jika dilihat dari beberapa arah.





















3) Bibir
Bibir terletak di bawah hidung atau antara hidung dan dagu. Bentuk bibir digambarkan sesuai ekspresi yang diinginkan seperti sedang tersenyum dan lain-lain. Berikut ini gambar bibir jika dilihat dari beberapa arah.













4) Telinga
Posisi telinga ada kalanya tertutup oleh gaya rambut, namun ada juga yang menggambarkannya terlihat seluruhnya. Berikut beberapa gambar telinga pada wajah yang dilihat dari beberapa arah.
















5) Rambut
Batas rambut adalah pertengahan antara puncak kepala dan alis mata. Gaya atau model rambut dapat digambar sesuai gaya  atau mode yang sedang berkembang.
















b.  Tangan
Tangan terdiri atas lengan, siku, pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari-jari tangan. Dalam menggambar lengan kita perlu memperhatikan arah lengan yang digambar, tentunya disesuaikan dengan posisi tubuh/gaya berdiri. Gambar bahu atau pangkal lengan dibuat agak membulat, gambar lengan dari siku ke ujung tangan dibuat agak melengkung, pergelangan tangan dibuat ramping atau mengecil, dan gambar telapak tangan dan jari disesuaikan dengan arah telapak tangan. Gambar beberapa pergerakan tangan dan gerakan telapak tangan dan
jari dapat dilihat pada gambar berikut.


















c. Kaki dan Telapak Kaki
Kaki merupakan bagian penopang tubuh yang terdiri atas paha, lutut, betis, dan telapak kaki. Besar kaki tergantung pada perbandingan tubuh yang akan dibuat. Besar kaki ukuran anatomi sesungguhnya berbeda dengan anatomi untuk model atau ilustrasi. Secara umum ukuran kaki dapat diperkirakan sebagai berikut.
1) Paha terbesar terletak di bagian atas, ukurannya lebih kurang setengah lebar panggul, paha akan mengecil ke bawah sampai mendekati lutut.
2) Lutut agak kecil dibanding paha.
3) Betis digambar agak melengkung dan sedikit lebih besar dari lutut dan akan mengecil pertengahan antara lutut dan mata kaki. Pada gambar berikut terlihat sketsa kaki dengan beberapa gaya berdiri dan telapak kaki dilihat dari
beberapa arah. Menggambar telapak kaki disesuaikan dengan alas kaki atau sepatu yang dipakai. Untuk desain ada kalanya menggunakan sepatu yang memakai hak tinggi seperti sepatu untuk pesta, untuk kerja, dan sebagainya serta sepatu hak rendah untuk pakaian santai, pakaian rumah, dll.

Anatomi Tubuh untuk Desain (5)

G. Anatomi Tubuh untuk Desain
Pengetahuan dan keterampilan menggambar anatomi tubuh sangat penting bagi seorang fashion designer terutama bagi pemula karena ilmu ini merupakan landasan atau keterampilan basic yang perlu dipelajari dan dilatihkan agar menghasilkan desain yang baik.
Perbandingan tubuh merupakan ketentuan yang dipakai untuk menggambar ukuran tubuh manusia. Perbandingan ini diperoleh dari gambar dua dimensi/foto orang yang sesungguhnya dalam keadaaan berdiri lurus dan menghadap ke depan.

1. Pengertian Anatomi Tubuh
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana, anatomi dipelajari terbatas pada bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian-bagiannya seperti persendian, otot dan syaraf. Dengan adanya persendian, otot dan syaraf pada tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher dan wajah harus diperhatikan agar jangan salah arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan tubuh yang sebenarnya.
Untuk menggambar anatomi tubuh dengan ukuran yang ideal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Perbandingan tinggi dan lebar tubuh
b. Letak bagian-bagian tubuh
c. Sikap, gaya dan gerak tubuh
d. Jatuhnya pakaian pada tubuh.
Untuk memperoleh gambar anatomi tubuh yang sesuai dengan perbandingan dan letak bagian-bagian tubuh, pada saat menggambar harus dibantu dengan pertolongan garis-garis dengan perbandingan tertentu. Perbandingan ini harus dibuat untuk seluruh bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki.

2. Tujuan Mempelajari Anatomi Tubuh
Anatomi tubuh sangat penting sekali terutama bagi seorang desainer dalam menuangkan ide dan gagasannya kepada orang lain. Desain busana pada anatomi tubuh sangat besar pengaruhnya pada model pakaian yang disajikan. Desain yang dituangkan pada anatomi tubuh akan terlihat semakin jelas dan menarik dibandingkan tanpa anatomi tubuh. Selain itu perbandingan masing-masing ukuran model pakaian pada anatomi tubuh lebih mudah dibaca orang yang melihatnya seperti :
a. Ukuran garis leher dan krah
b. Bentuk lengan dan panjang lengan
c. Bagian badan, pinggang dan panggul
d. Garis hias, saku dan hiasan pada pakaian
e. Siluet blus atau model secara keseluruhan
Pemilihan bahan dan perlengkapan pakaian
Berdasarkan penjelasan di atas, anatomi tubuh mempunyai tujuan di antaranya :
a. Dapat membawa pesan dan citra dari penciptanya
b. Sebagai media perwujudan bentuk dan model pakaian
c. Dapat menentukan perbandingan makna dari model pakaian
d. Membantu penyajian gambar dari beberapa arah
e. Sebagai alat komunikasi kepada orang lain.

3. Jenis–jenis Perbandingan Tubuh
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh untuk desain adalah memahami konsep untuk menentukan ukuran perbandingan tubuh seperti ukuran kepala, ukuran badan, ukuran tangan dan kaki. Dalam menggambar perbandingan tubuh untuk desain pakaian kita dapat memilih beberapa jenis perbandingan yang biasa dipakai yaitu :
a. Perbandingan menurut anatomi sesungguhnya yaitu tinggi tubuh 7½ kali tinggi kepala
b. Perbandingan menurut desain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala dan ada pula yang memakai 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model.
c. Perbadingan tubuh secara ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang dipublikasikan atau gaya tertentu yaitu perbandingan 9 kali tinggi kepala bahkan mencapai 12 kali tinggi kepala atau disebut juga perbandingan secara ilustrasi.
Perbandingan tubuh ini mengacu pada bentuk tubuh yang ideal, sehat jasmani dan rohani, dengan kata lain ukuran yang ideal haruslah memenuhi ketentuan dan syarat sebagai berikut :
a. Tubuh yang sehat tidak mempunyai cacat fisik dan mengidap suatu penyakit seperti penyakit beri-beri yang dapat menyebabkan badan gemuk atau berat tidak seimbang.
b. Lengan dan kaki padat, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kurus atau kecil
c. Perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh normal seperti besar mata, hidung dan telinga.

4. Menggambar Perbandingan Tubuh
Perbandingan tubuh menurut desain busana dibuat dengan ukuran tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala atau 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model. Namun untuk keperluan desain ilustrasi proporsi tubuh dibuat lebih tinggi, 10 x tinggi kepala dan bahkan ada yang membuat 11 x tinggi kepala. Perbandingan tubuh menurut desain busana ini dapat di lihat pada tabel berikut :
 

























Perbandingan tinggi dan lebar tubuh biasanya diukur berdasarkan tinggi kepala, misalnya tinggi tubuh 8 ½ kali tinggi kepala. Jika tinggi kepala 3 cm maka tinggi tubuh adalah 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Ukuran tersebut merupakan ukuran yang digunakan untuk menggambar bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki. Untuk menggambar anatomi tubuh untuk desain busana ini, ukuran dan perbandingan yang dipakai ialah tinggi kepala 3 cm, namun bisa juga kita ambil ukuran lain seperti 2 ½ cm atau 2 cm dan dapat pula lebih dari 3 cm tergantung pada gambar yang kita inginkan. Ikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Buat garis pertolongan tegak lurus dan beri nama titik O dan X. Titik O terletak pada bagian ubun-ubun dan X terletak pada ujung kaki. Panjang garis O-X adalah tinggi tubuh berdasarkan tinggi kepala. Misalnya tinggi kepala yang diinginkan 3 cm maka panjang O-X = 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Jadi panjang O-X = 25 ½ cm dan jarak 0 – 1 = 3 cm. Bagi titik O-X menjadi 8 ½ bagian.

2. Tandai titik 0, 1, 1 ½ , 2, 3, 4, 4 ¾ , 5 3/4, 7, 8, 8 1/6, 8 ½ seperti letak-letak bagian tubuh pada tabel 2 di atas. Hubungkan garis-garis tersebut menggunakan garis lurus untuk garis pertolongan seperti gambar di bawah, sehingga terbentuk sketsa tubuh yang belum sempurna atau belum berdaging.
0-1 = tinggi kepala dan lebar kepala adalah 2/3 x tinggi kepala = 2 cm
1-1 ½ = tinggi leher dan lebar leher = ½ lebar kepala lebar bahu = 2 x lebar kepala
2 = batas ketiak / dada
3 = batas pinggang dan siku, lebar pinggang = lebar kepala
4 = batas pinggul dan pergelangan tangan, lebar panggul = 2 x lebar kepala
4 ¾ = Ujung jari tangan
5 3/4 = lutut dan jarak lutut = lebar kepala
7 = betis
8 = pergelangan kaki
8 1/6 = tumit dan jarak tumit = lebar kepala
8 ½ = ujung jari kaki dan jarak ujung jari kaki = lebar kepala



































3. Bentuk bagian tubuh sehingga terlihat seperti sudah ada dagingnya dengan
bantuan garis di atas. 



















4. Hapus garis bantu dan rapikan gambar anatomi yang dibuat sehingga diperoleh
sebuah anatomi tubuh yang utuh yang dapat divariasikan gerak dan gayanya.





 






















5. Sempurnakan gambar dengan melengkapi bagian-bagian di wajah dan menyempurnakan bentuk bagian-bagian tubuh seperti bentuk badan, pinggang, panggul, paha, betis, tangan, dan kaki seperti pada gambar di bawah ini. Letak bagian-bagian wajah, yaitu:

0 = ubun-ubun
¼ = batas dahi
½ = letak mata
¾ = letak hidung
½ - ¾ = letak telinga
7/8 = letak bibir
1 = dagu










6. Anatomi ini dapat diubah gerak dan gayanya dengan cara membuat rangka benang atau rangka balok. Anatomi tubuh sudah dapat digunakan sebagai pedoman dalam menggambar bermacam-macam busana. Lihat gambar di bawah ini.

 

Alat dan Bahan Untuk Mendesain (4)

F. Alat dan Bahan untuk Mendesain

Untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik perlu ditunjang dengan pengadaan alat dan bahan yang menunjang. Peralatan gambar adalah bagian penting yang harus disediakan untuk kelancaran kerja. Peralatan yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu desain yang dihasilkan, karena akan memberikan kemudahan dalam bekerja sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Pengetahuan dan keterampilan tentang alat gambar sangatlah pemting. Kadang kala tidak semua pekerja seni/desainer cocok dan mampu mempergunakan alat tertentu atau alat yang sama dalam mewujudkan desainnya seperti menggunakan cat air/aquarel, pensil warna, cat minyak, tinta, spidol dan lainnya. Pada dasarnya setiap jenis peralatan tersebut mempunyai kebaikan dan keburukan, dan setiap alat-alat tersebut juga mempunyai efek yang berbeda pada hasil desain.
Khusus bagi fashion designer dianjurkan untuk berlatih cara memakai semua alat-alat menggambar termasuk komputer khusus desain bila perlu karena masing-masing alat tersebut penting dan membutuhkan skill tertentu.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk mendesain yaitu :

1. Pensil
Pensil yang digunakan adalah lead pensil yang terbuat dari graphite. Pensil ini sangat baik untuk digunakan dan tersedia dalam beberapa ukuran yang berbeda. Untuk goresan yang agak keras dengan kode H/HB, untuk menggambar sketsa busana sebaiknya menggunakan pensil B. Pensil B mempunyai ukuran dari 1 B sampai 8 B. Makin tinggi nomornya maka makin lunak pensilnya. Pensil yang lunak berguna untuk mengarsir atau memberikan bayangan pada desain.

2. Pensil warna (colored pencil)
Pensil warna digunakan untuk menyempurnakan desain agar terlihat lebih menarik. Pensil ini juga dapat diruncingkan sehingga bisa menyempurnakan bagian-bagian yang rumit dan kecil seperti kantong, krah motif tekstil dan lain-lain.

3. Penghapus (eraser)
Penghapus perlu disediakan sewaktu mendesain karena goresan awal belum tentu langsung bagus dan memuaskan, terutama bagi pemula.

4. Rol/penggaris
Rol berguna untuk memberi bingkai dari kertas gambar atau membuat bidang-bidang bergaris lurus.

5. Kuas (brushes)
Kuas berbentuk bulu-bulu halus yang terbuat dari bahan sintetis.Kuas mempunyai variasi bentuk dan ukuran yang banyak. Pilihlah kuas yang bermutu baik dan ukuran yang cocok untuk mendesain. Apabila kuas sudah selesai digunakan harus disimpan dalam keadaan bersih dan bulunya dihadapkan ke atas sehingga bulunya tidak mudah lepas atau patah

6. Cat air (water colour)
Cat air tersedia dalam bentuk cake dan tube. Pilihlan cat yang bagus dan berkualitas baik. Apabila memilih bentuk tube tersedia warna yang bervariasi, jika memilih bentuk cake/botol maka biasanya kita yang mencampur sendiri sesuai dengan yang diinginkan.

7. Kertas
Kertas tersedia dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Pakailah kertas yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis-jenis kertas ini antara lain kertas photocopy, kertas transparan, dan kertas gambar/buku gambar.

8. File/amplop
File atau amplop berguna untuk menyimpan kliping-kliping mode, potongan-potongan bahan tekstil dan untuk penyimpanan desain yang sudah selesai. Kliping berguna untuk meningkatkan inspirasi dari desainer dalam mengembangkan idenya.

PRINSIP-PRINSIP DESAIN BUSANA (BAG 3)

D. Prinsip-Prinsip Desain Busana
Untuk dapat menciptakan desain yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-prinsip desain yaitu:

1. Harmoni
Harmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya keselarasan dan kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya.

2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional.

3. Balance
Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunan yang menarik.
Keseimbangan ada 2 yaitu :
  1. Keseimbangan simetris atau formal yaitu sama antara bagian kiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang sama. Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan abadi.
  2. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan yang diciptakan dengan cara menyusun beberapa objek yang tidak serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini dapat diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat perhatian. Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam susunannya.
4. Irama
Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Akan tetapi tidak semua pergerakan akan menimbulkan irama. Irama dapat diciptakan melalui:
a. Pengulangan bentuk secara teratur
b. Perubahan atau peralihan ukuran
c. Melalui pancaran atau radiasi

5. Aksen/Center of Interest
Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen:
a. Apa yang akan dijadikan aksen
b. Bagaimana menciptakan aksen
c. Berapa banyak aksen yang dibutuhkan
d. Di mana aksen ditempatkan

6. Unity
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagaimana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah-pisah. Misalnya leher berbentuk bulat diberi kerah yang berbentuk bulat pula dan begitu juga sebaliknya.


E. Penerapan Unsur dan Prinsip Desain



Dalam mendesain busana unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain hendaklah diperhatikan. Kedua elemen tersebut sangat menentukan bagaimana hasil desain busana yang kita buat. Dengan adanya unsur desain kita dapat melihat wujud dari desain yang kita buat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain, sebuah desain yang kita ciptakan dapat lebih indah dan sempurna.
Pada desain busana setiap unsur atau karya yang kita tuangkan hendaklah mudah dibaca atau dipahami desainnya oleh orang lain dan sesuai dengan siapa orang yang akan memakainya. Hal ini penting karena setiap orang mempunyai bentuk tubuh yang tidak sama sehingga untuk menutupi kekurangan atau menonjolkan kelebihan si pemakai dapat kita gunakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain di atas.


a. Penerapan Unsur-Unsur Desain pada Busana
Garis merupakan unsur yang pertama yang sangat penting dalam desain karena dengan garis kita dapat menghasilkan sebuah rancangan busana yang menarik selain unsur-unsur desain lainnya. Garis busana yang perlu diperhatikan yaitu berupa siluet pakaian atau garis luar pakaian dan garis bagian-bagian busana seperti kerah, lengan, garis hias (garis princes, garis empire, dll.) dan lain-lain.
Siluet pakaian dibuat hendaklah disesuaikan dengan bentuk tubuh si pemakai dan sesuai dengan trend mode saat itu. Seperti untuk orang yang bertubuh kurus hendaknya jangan menggunakan siluet I karena memberi kesan lebih kurus, begitu juga sebaliknya orang yang bertubuh gemuk hendaklah menghindari pakaian dengan siluet S karena gelombang-gelombang pada pakaian memberi kesan tambah menggemukkan. 
Begitu juga dengan warna dan tekstur serta unsur-unsur lainnya. Warna dan tekstur ini perlu disesuaikan dengan banyak faktor seperti warna kulit, kesempatan pemakaian, bentuk tubuh dan lain-lain. Jadi, setiap sifat atau watak dari masing-masing unsur dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan yang dimiliki si pemakai.
Seorang perancang atau desainer juga harus mempunyai pengetahuan tentang menjahit agar dapat menuangkan idenya dengan lebih kreatif dan rancangan ini dapat dibuat menjadi sebuah pakaian, dengan kata lain setiap garis-garis busana yang dibuat benar-benar dapat diwujudkan menjadi benda yang sesungguhnya. Jadi, setiap garis atau bentuk yang dirancang tidak hanya indah di atas kertas saja, tetapi orang lain juga dapat memahami desainnya untuk diwujudkan ke bentuk yang sebenarnya.

b. Penerapan Prinsip-Prinsip Desain pada Busana
Setiap unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah rancangan yang indah. Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Agar susunan setiap unsur ini indah maka diperlukan cara-cara tertentu yang dikenal dengan prinsip-prinsip desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini tidak digunakan secara terpisah-pisah melainkan satu kesatuan dalam suatu desain. Prinsipprinsip ini yaitu harmoni, proporsi, balance, irama, aksen, dan unity. Sebuah desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang ditonjolkan. Misalnya ide busana wanita dengan lipit-lipit. Agar busana tersebut terlihat harmoni (serasi), bagian busana hendaklah juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu berlebihan. Janganlah menggunakan lipit pada rok kemudian kerut pada lengan, tentunya akan terlihat tidak harmoni. Begitu juga garis hias Apabila kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya juga disesuaikan dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga ujung bawah pakaian. Pilihlah kerah atau ujung bawah baju yang bagian ujungnya juga melengkung sehingga terlihat serasi.
Begitu juga dengan prinsip proporsi. Agar setiap bagian terlihat proporsional, susunlah setiap bagian tersebut dengan baik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan motif yang membuatnya tambah kurus atau motif garis vertikal dan lain-lain. Penempatan setiap bagian juga perlu diperhatikan keseimbangannya (balance), misalnya keseimbangan simetris atau asimetris.
Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada  beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan irama pada desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih salah satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan bentuk seperti ada rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka diberi pengulangannya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung lengan. Kita bisa memilih salah satu irama yang diinginkan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada setiap unsur yang ada dalam desain.